Sunday, September 13, 2015

Tanda dan Gejala Tuberkulosis


Hasil gambar untuk tanda dan gejala tuberkulosis
                                                


         Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

 Gejala utama

Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih.

Gejala tambahan yang sering dijumpai


  • Dahak bercampur darah/batuk darah
  • Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
  • Demam/meriang lebih dari sebulan
  • Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas
  • Badan lemah dan lesu
  • Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan 
         Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara:
  • Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.
  • Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
  • Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua balita.
  • Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat kembali terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.

Saturday, September 12, 2015

In House Training PPI RSUD Gunung Jati




Tuberkulosis di Rumah Sakit

                                         


             Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Sumber penularan TB adalah pasien TB Paru BTA positif melalui percikan dahak (droplet nuclei) yang dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Menurut World Health Organization (WHO) saat ini jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% jumlah pasien TB di dunia dan setiap tahun terdapat 539.000 kasus baru dengan insidens kasus TB BTA positif sekitar 107 per 100.000 penduduk. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyatakan penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Berdasarkan data statistik rumah sakit tahun 2007, TB menempati urutan pertama dalam proporsi penyakit menular (27,8%) dan urutan ke-14 sebagai penyakit terbanyak di rawat inap, sedangkan tahun 2008 menempati urutan ke-7 sebagai penyakit terbanyak di rawat jalan.

Pada tahun 1992, WHO telah mencanangkan TB sebagai Global Emergency (kedaruratan dunia) dan pada tahun 1995 merekomendasikan strategi DOTS sebagai salah satu langkah yang paling efektif dan efisien dalam penanggulangan TB. Intervensi dengan strategi DOTS ke dalam pelayanan kesehatan dasar (puskesmas) telah dilakukan sejak tahun 1995, sedangkan untuk institusi pelayanan Rumah Sakit (RS) dan Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) atau Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) intervensi baru dilakukan secara aktif sejak tahun 2000. Dan hasil survey prevalensi TB pada tahun 2004 menunjukkan pola pencarian pengobatan pasien TB ke Rumah Sakit ternyata cukup tinggi, yaitu sekitar 60% pasien TB ketika pertama kali sakit mencari pengobatan ke Rumah Sakit, sedangkan sisanya ke Puskesmas dan Praktik Swasta.  

Pelaksanaan DOTS di Rumah Sakit mempunyai daya ungkit dalam penemuan kasus (case detection rate, CDR), angka keberhasilan pengobatan (cure rate, CR), dan angka keberhasilan rujukan (succes referal rate, SRR). Adapun strategi DOTS terdiri dari komitmen politis, pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya, pengobatan jangka pendek yang terstandar bagi semua kasus TB dengan penatalaksanaan kasus secara tepat termasuk pengawasan langsung pengobatan, jaminan ketersediaan obat anti tuberkulosis (OAT) yang bermutu dan sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan. 
Powered By Blogger